Archive for Mei, 2010

PAKEM 3 (sambungan)

Pengelolaan kelas diperlukan untuk membangkitkan minat belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa belajar, ruang kelas dapat dibuat menarik dengan cara mengubah tata letak/formasi bangku misalnya seperti berikut :

  • Bentuk U


 

 

 

 

  • Meja konferensi

 

 

 

 

  • Bersambung………………………..

Belajar nyisipkan gambar

Sukadi Maaf, bukan untuk ditanggapi, aku hanya mau belajar gimana bisa nampilin gambar di postingan,  tapi daripada fotonya orang yang nggak ku kenal, ya kucoba tampilkan foto sendiri.

PAKEM 2 (sambungan)

BAB II

HAKIKAT PAKEM

 

PAKEM merupakan suatu akronim dari P: Pembelajaran – A: Aktif, K: Kreatif, E: Efektif, dan M: Menyenangkan. Dalam penggunaannya di lapangan, ada yang menambahkan dengan satu huruf I: inovatif, sehingga menjadi PAIKEM. Pada dasarnya, PAKEM didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut.

  1. Tuntutan Perundangan-undangan

Undang- undang .No.20 Tentang Sisdiknas, pasal 40 ayat (2) , dan PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat (1).

  1. Asumsi dasar belajar: Siswa yang membangun konsep

Belajar dalam konteks PAKEM dimaknai sebagai proses aktif dalam membangun pengetahuan atau membangun makna. Dalam prosesnya seorang siswa yang sedang belajar, akan terlibat dalam proses sosial. Proses membangun makna dilakukan secara terus menerus (sepanjang hayat). Makna belajar tersebut didasari oleh pandangan konstruktivisme.

Kontruktivisme merupakan suatu pandangan mengenai bagaimana seseorang belajar. Konstruktivisme menjelaskan bagaimana manusia membangun pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia sekitarnya melalui pengenalan terhadap benda-benda di sekitarnya yang direfleksikannya melalui pengalamannya. Ketika kita menemukan sesuatu yang baru, kita dapat merekonstruksinya dengan ide-ide awal dan pengalaman kita, jadi kemungkinan pengetahuan itu mengubah keyakinan kita atau mengabaikan informasi baru sebagai sesuatu yang tidak relevan.

Untuk mengimplementasikan konstruktivisme di kelas, kita harus memiliki keyakinan bahwa siswa kita datang ke kelas otaknya tidak kosong dengan pengetahuan, mereka datang ke dalam situasi belajar dengan pengetahuan, ide, dan pemahaman yang sudah ada dalam pikiran mereka. Pengetahuan awal ini merupakan materi dasar untuk pengetahuan baru yang akan mereka kembangkan.

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, jika Anda akan mengimplementasikan konstruktivisme dalam pembelajaran, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Mengajukan masalah yang relevan untuk siswa.

    Untuk memulai pembelajaran, ajukan permasalahan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat meresponnya.

  2. Strukturkan pembelajaran sekitar konsep-konsep esensial. Doronglah siswa untuk membentuk makna dengan cara memecahkan hal yang besar ke dalam bagian-bagian kecil.
  3. Sadarilah bahwa pendapat (perspektif) siswa merupakan jendela mereka untuk menalar (berpikir).
  4. Adaptasikan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan dan pengembangan siswa.
  5. Lakukan asesmen terhadap hasil belajar siswa dalam konteks pembelajaran.

(Brook and Brook (2002: 1)

 

Siswa dalam belajar tidak sekedar meniru
dan membentuk bayangan dari apa yang diamati atau diajarkan Guru, tetapi secara aktif ia menyeleksi, menyaring, memberi arti, dan menguji kebenaran atas informasi yang diterimanya. Pengetahuan yang dikonstruksi siswa merupakan hasil interpretasi yang bersangkutan terhadap peristiwa atau informasi yang diterimanya. Para pendukung konsktruktisme berpendapat bahwa pengertian yang dibangun setiap individu siswa dapat berbeda dari apa yang diajarkan Guru (Bodner, 1987 dalam Nggandi Katu, 1999:2). Sedangkan Paul Suparno (1997:61) mengemukakan bahwa menurut pandangan
konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa dalam mengkonstruksi arti (teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain). Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan
dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan.

Proses belajar yang bercirikan konstruktivisme menurut para konstruktivis adalah sebagai berikut.

  1. Belajar berarti membentuk makna.
  2. Konstruksi arti adalah proses yang terus menerus.
  3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih dari itu, yaitu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru.
  4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.
  5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan lingkungannya.
  6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui siswa (konsep, tujuan, motivasi) yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Paul Suparno, 1997:61).

Dengan adanya pandangan konstruktivisme, maka karakteristik iklim pembelajaran yang sesuai dengan konstruktivisme tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Siswa tidak dipandang sebagai suatu yang pasif melainkan individu yang memiliki tujuan serta dapat merespon situasi pembelajaran berdasarkan konsepsi awal yang dimilikinya.
  2. Guru hendaknya melibatkan proses aktif dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa mengkonstruksi pengetahuannya.
  3. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan melalui seleksi secara personal dan sosial.

Iklim pembelajaran tersebut menuntut guru untuk:

  1. mengetahui dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa,
  1. melibatkan siswa dalam kegiatan aktif, dan
  2. memperhatikan interaksi sosial dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas atau kelompok. (Horison, et al; Hewson, 1985, Bell, 1993, Driver & Leach, 1993 dalam Medriati Rosane , 1997 : 12).

Di samping alasan-alasan mendasar sebagaimana yang dipaparkan di atas, perlunya PAKEM dilaksanakan dalam membelajarkan siswa dikarenakan berbagai tantangan yang akan dihadapi mereka saat ini. Tantangan kondisi saat ini di antaranya: (a) perkembangan IPTEK, POLITIK, SOSBUD yang semakin cepat dan banyak perubahan, (b) laju teknologi komunikasi informasi yang tinggi, (c) sumber belajar semakin beragam, (d) tuntutan akan kemandirian, kerja sama, kemampuan melakukan relasi sosial, kemampuan untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, semua itu harus dibekali kepada siswa agar mampu bersaing dalam era globalisasi, era otonomi, dan era pasar terbuka. Banyaknya perubahan yang terjadi di lingkungan kita, menuntut perubahan-perubahan dalam pembelajaran.

  1. Pilar-pilar PAKEM

Dalam PAKEM terdapat empat pilar utama, yaitu: (a) Aktif, (b) Kreatif, (c) Efektif, dan (d) Menyenangkan. Makna dari masing-masing pilar tersebut adalah sebagai berikut.

Sebelum, Anda mempelajari pilar-pilar PAKEM, perlu dipahami dahulu makna pembelajaran.
Pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa.
Dengan demikian pada waktu siswa belajar, pilar-pilar PAKEM berikut harus dirancang.

  1. Pembelajaran aktif , yaitu
    pembelajaran yang
    lebih
    berpusat pada siswa (student centered) daripada berpusat pada guru (teacher centered). Untuk mengaktifkan siswa, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berpikir (minds-on) dan berbuat (hands-on). Fungsi dan peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.

Perbedaan pembelajaran yang berpusat pada guru dan berpusat pada siswa adalah sebagai berikut.

Pembelajaran yang berpusat

pada Guru (Guru)

Pembelajaran yang berpusat

pada siswa

  • Guru sebagai pengajar
  • Penyampaian materi pelajaran dominan melalui ceramah
  • Guru menentukan apa yang mau diajarkan dan bagaimana siswa mendapatkan informasi yang mereka pelajari
  • Guru sebagai fasilitator dan bukan penceramah
  • Fokus pembelajaran pada siswa bukan Guru
  • Siswa aktif belajar
  • Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karya sendiri tidak mengutip dari Guru
  • Pembelajaran bersifat interaktif

 

Kegiatan siswa dan Guru pada strategi mengajar berpusat pada siswa :

Kegiatan guru pada strategi mengajar yang berpusat pada Guru

Kegiatan siswa pada strategi mengajar yang berpusat pada siswa

  • Membacakan
  • Menjelaskan
  • Memberikan instruksi
  • Memberikan informasi
  • Berceramah
  • Pengarahan tugas-tugas
  • Membimbing dalam tanya jawab
  • Bermain peran
  • Menulis dengan kata-kata sendiri
  • Belajar kelompok
  • Memecahkan masalah
  • Diskusi/berdebat
  • Mempraktikkan keterampilan
  • Melakukan kegiatan penyelidikan

 

Bersambung………………

PAKEM 1

PAKEM 1

 

 

BAB
I

PENDAHULUAN

 

Undang-undang RI No. 20 PASAL 40, AYAT (2) tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi :

Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban :

  1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis
  2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan
  3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Sementara itu dalam PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19, ayat (1) dinyatakan bahwa:

    Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

Amanat perundang-undangan mengenai penyelenggaraan pendidikan tersebut sering kita dengar dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

Untuk dapat melaksanakan amanat perundang-undangan tersebut, Guru hendaknya mengubah paradigma mengenai mengajar siswa menjadi membelajarkan siswa. Di samping itu, Guru harus memahami hakikat PAKEM dan menguasai berbagai strategi/model pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM.

Tujuan

Setelah mempelajari uraian materi dalam makalah ini diharapkan Anda dapat:

  1. Mendeskripsikan hakikat PAKEM
  2. Mendeskripsikan strategi/model-model pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM.
  3. Menerapkan strategi/model pembelajaran berorienasi PAKEM dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran IPA di SD.

    Ruang Lingkup

Materi yang akan dipaparkan dalam makalah ini meliputi: tiga bab, bab I Pendahuluan berisikan paparan mengenai pengantar, tujuan, dan ruang lingkup materi; bab II Hakikat PAKEM, dalam uraian hakikat PAKEM dikemukakan alasan-alasan perlunya PAKEM, pilar-pilar PAKEM, kriteria PAKEM; bab III, berisikan paparan mengenai model-model pembelajaran berorientasi pada PAKEM, di dalammya dikemukakan pengertian model pembelajaran dan beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam PAKEM disertai contoh-contoh rencana pembelajaran IPA di SD.

Soal Ulangan Harian Konsep Bunyi

Ditujukan untuk kelas VIII Delima dan VIII Apel

  1. Sebutkan syarat terjadinya suatu bunyi!
  2. Jelaskan kriteria bunyi yang dapat didengar oleh manusia!
  3. Jelaskan perbedaan nada dan desah!
  4. Nada b adalah septima dari nada c. Jika frekuensi nada c adalah 264 HZ, berapakah frekuensi nada b?
  5. Nada e adalah terts dari nada c. Jika frekuensi nada e adalah 330 Hz, berapakah frekuensi nada c?
  6. Jelaskan yang dimaksud peristiwa resonansi dan berikan contohnya!

Soal dan Pembahasan 1

  1. Dalam suatu ekosistem, organisme manakah yang memiliki jumlah terbanyak?

    A. Produsen

    B. Konsumen primer

    C. Konsumen sekunder

    D. Konsumen tersier

    E. Tergantung iklim yang ada pada ekosistem tersebut

    Jawaban : A

    Sesuai dengan piramida makanan maka organisme dengan jumlah terbanyak adalah produsen. Baca lebih lanjut

Ciri-ciri Guru Profesional

Maaf, masih dalam persiapan….

Belajar menampilkan gambar di postingan

<div style="padding: 5px; background-image: url(http://alamat_gambar_anda.jpg); background-repeat: repeat; background-position: center;">
Tulis disini...
</div>

Materi S

SISTEM PENGELUARAN PADA MANUSIA

Jika kita berada di bawah terik matahari atau di dalam bus kota yang penuh sesak, kita sering berkeringat. Setiap hari kita pun mengeluarkan air seni (urin). Selain itu, saat bernapas kita menghembuskan karbondioksida.

Dalam tubuh manusia dan hewan terjadi proses metabolisme. Proses metabolisme selain menghasilkan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, juga menghasilkan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh yang jika tidak dikeluarkan akan bersifat racun bagi tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa tersebut disebut sistem ekskresi.

Peristiwa tersebut akan menghasilkan zat sisa atau sampah. Zat sisa yang terbentuk bermacam-macam, misalnya air, karbondioksida, dan senyawa nitrogen. Zat sisa itu harus dikeluarkan karena dapat bersifat racun bagi tubuh. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak berguna bagi tubuh disebut ekskresi. Ekskresi dilakukan oleh alat khusus dalam sistem organ pengeluaran. Baca lebih lanjut

Biologi (2)

Phylocode mengelompokkan ular boa, buaya amerika dan burung pipit dalam satu kelompok kekerabatan yang sama (reptilia), karena berdasar kejadian evolusi mahluk hidup, bahkan kekerabatan burung pipit lebih dekat ke buaya dibanding ke ular boa, sedangkan Linneus tidak melakukannya karena memang dari segi penampakkan fisik sangat jauh berbeda. Perlukah siswa mengetahui debat aktual dalam biologi seperti halnya pada system klasifikasi makhluk hidup? Relevansi memunculkan masalah ini lebih dari sekedar menunjukkan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, juga memperkenalkan pada siswa bahwa ide-ide dalam sains terus direvisi dengan adanya penemuan baru dan sains pun melakukannya secara reguler.

Sumber: Majalah Discover, edisi April 2005.