Archive for Juni 9th, 2010

Diktat Inovasi Pendidikan

BAB I

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

Pengertian Diskoveri (Discoveria), Invensi (Invetion) Dan Inovasi (Innovation)

Kata” inovation”(bahasa indonesia) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan ( s. wojowosito,1972) tetapi ada yang menjadikan kata inovation menjadi kata indonesia. inovasi kadang-kadang juga di pakai untuk menyatakan temuan karena hal hal baru penemuan.

”Discovery”,”Invention” dan “Innovation ”dapat di artikan dalam bahasa indonesia penemuan , maksud ketiga kata tersebut mengandung arti di temukan ya sesuatu yang baru baik sebenarya barang itu sendiri sudah ada lama kemudian baru di ketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebenarya tidak ada.

Discoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada,tetapi belum di ketahui orang .misalya penemuan benua amerika.sebenarya benua amerika sudah lama ada tetapi baru di temukan oleh columbus pada tahun 1492, maka di katakan columbus menemukan benua amerika artiya orang eropa yang pertama kali menjumpai benua amerika .(donald p,ely,1982 seminar on education chage)

Invensi (invention) adalah suatu penemuan suatu yang benar-benar berarti hasil kreasi manusia .benda atau hal yang di temukan itu benar-benar sebelumya belum ada kemudian di adakan hasil kreasi baru misalnya penemuan teori belajar , teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian dan sebagainya Baca lebih lanjut

PENULISAN MODUL SEBAGAI BAHAN AJAR

Disampaikan pada Workshop Penulisan Bahan Ajar:
TARGET-OUT BOUND
OLEH: DJOKO ADI WALUJO
[Tulisan ini merupakan resensi singkat dari dua buku:
1. How to Write , Your Own Text Book Cara Cepat dan Asyik Membuat Buku Ajar yang Powerful
Oleh R. Masri Sareb Putra.
Jurus Maut Menulis & Menerbitkan Buku
oleh : M.Hariwijaya]

Ada lebih banyak harta yang terkandung di dalam buku ketimbang seluruh jarahan bajak laut yang disimpan di Pulau Harta.Walt Disney


PENGANTAR

Sebagai seorang profesional Guru dituntut untuk mampu memberikan pengabdiannya secara utuh, yakni segenap kemampuan dalam mentsransfer berbagai informasi berwujud pengetahuan. Proses menginduksi berbagai pengalaman untuk dituangkan ke dalam tulisan, adalah kegiatan bermanfaat yang sangat diharapkan. Hanya melalui pengalaman itu, akan menghasilkan temuan-temuan, yang dekat dengan dunianya. Menulis buku adalah kekayaan mental intelektual dan akal budi manusia, yang di sinilah membedakan antara manusia dan binatang. [jangan imaknai orang yang enggan menulis sejajar dengan binatang].
Buah pikir Rene Descartes “Cogito ergo sum” ,karena aku berpikir aku ada, dikonversi menjadi: Dengan buku seorang Guru menjadi ada dan mensejarah.
Namun kenyataan yang terjadi adalah, keengganan seorang Guru dalam melakukan aktivitas ini, pemicunya adalah sebuah alasan yang klasik, yakni sibuk atau kegiatan lain yang menumpuk.
Sebenarnya menulis buku itu, tidakalah sulit. Hindari mitos “sulit” .
Menulis itu gampang. Benar Gampang! Itulah simpulan seorang Arswendo Atmowiloto. Menulis itu tidak memerlukan bakat, sebagaimana yang dikatakan Among Kurnia Ebo, wartawan nasional dari terbitan terkenal di Indonesia.
Mitos harus dibongkar di benak kita, alihkan kesebuah pikiran cerdik Norman Vincent Peale. “You Can if you think you can“, anda bisa jika pikiran anda menyatakan biasa. Baca lebih lanjut

GURU HARUS DIPOMPA

Pada umumnya, Guru tidak tahu apa yang mereka inginkan. Mereka hanya tahu bahwa mereka ingin “kaya”,”sukses”, atau “sejahtera” tapi tidak pernah benar-benar merenungkan untuk apa sebenarnya arti kata-kata tersebut bagi mereka. Padahal Guru yang tidak yakin bahwa tujuannya akan tercapai, sebenarnya telah jatuh sebelum melangkah.
Formula PLUS” sebagai jawaban, agar guru berada di ranah sukses, kaya dan sejahtera, yakni:

  • Percaya
  • Loyalitas
  • Ulet
  • Sikap mental posistif.

Untuk memasukinya, maka percaya diri harus disemangati, agitasi diri adalah solusi pasti. Tawar menawar adalah langkah yang hambar, bahkan akan merusak rasa percauya itu. Ketika anda mengagitasi diri, ada suatu pertanyaan, sudahkah Anda siap, yakni siap berubah. Karena perubahan tidak dimulai dari orang lain, tapi dari dalam diri Anda sendiri. Dan ingat, jadilah diri anda sendiri, lakukan pemberdayaan dan berkembanglah dengan potensi terbaik anda.

Ubahlah dari “To Have” Ke “To Be” [ memiliki menuju menjadi]

  • To Have: Adalah suatu gagasan atau pola pikir seorang-orang yang cenderung mengutamakan pada kebutuhan materi
  • To Be : Adalah suatu gagasan atau pola pikir seorang-orang yang cenderung pada nilai-nilai non materi

Kuadran Guru: Baca lebih lanjut

PEMBELAJARAN BERMAKNA: UBAH GURUNYA BARU MURIDNYA.

Sumber : http://kafeguru.blogspot.com/2008_04_01_archive.html

Guru hampir tak bisa pernah lelap tidur, zaman berputar, dan teknologi selalu mati muda. Itulah yang terjadi ketika manusia menggunakan “mesin dahsyatnya”, berupa otak yang cerdik untuk selalu dan selalu berkreasi, inovasi ke dalam ranah teknologi.
Pembelajaran dengan segenap metodenya, yang beriringan dengan modelnya penyajian, adalah salah satu serpihan teknologi, yakni teknologi pembelajaran. Kini karya-karya unggul bidang pembelajaran muncul, konsekuensinya adalah lahirlah terminology alias istilah-istilah baru. Dalam proses pembelajaran, dari paradigma, model dan penerapannya, juga disentuh oleh kemajuan itu. Akhirnya orang mengenal istilah-istilah ini, mulai dari Quantum Teaching, Quantum Learning, Cooperative Learning, hingga Contextual Teaching Learning. Istilah yang kadang bikin pening, kadang pula juga mengundang tanggapan miring, adalah suatu realita yang menuntut adanya daya suai bagi profesi Guru. Rupanya hal itu menuntut suatu keharusan, dengan kata lain, Guru harus berubah. Pertanyaannya sudah siapkah sang Guru, merubah beton-beton mental yang telah lama membatu, dan sudah menjadi jati diri.
Teknologi secanggih apa pun tak akan mampu diaplikasi, ketika manusia sebagai aktornya enggan merubah mentalitasnya. Baca lebih lanjut

PROBLEM BASED LEARNING DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN

Oleh : Faizin Sulistio

KONSEP PENGEMBANGAN

Secara teoritik dalam dunia pendidikan ada dua standar yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik sehingga tujuan dari pendidikan itu tercapai, yaitu :

  1. Standar akademik (academic content standars)

    Standar ini merefleksikan pengetahuan dan ketrampilan esensial setiap disiplin ilmu yang harus dipelajari ole peserta didik

  2. Standar kompetensi (Performance standars)

    Standar ini ditunjukkan dalam bentuk proses atau hasil yang didemonstrasikan peserta didik sebagai penerapan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari.

Dari sini dapat dilihat bahwa setiap peserta didik minimal dua komponen standar yang harus dimiliki berupa wawasan tentang pengetahuan sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuninya maupun kompetensi yang harus dikuasanya. Baca lebih lanjut